Cerita tentang Persalinan Putri Kedua Saya

Pengen nulis ini sejak Si Adik lahir, tapi karena sibuk banget jadi ibu dua putri kecil, jadilah baru sempat posting.
Cerita tentang proses kelahiran puteri pertama kami, mungkin akan saya posting setelah ini, saya akan memposting ini dulu karena mungkin cerita tentang persalinan anak saya yang pertama juga akan muncul di sini.
Kahamilan kedua memang sudah saya rencanakan dengan suami, dan memang saya tidak memakai alat kontrasepsi apa pun sejak menikah sampai anak saya yang pertama lahirpun, jadi memang yang kedua kapan pun Allah memberi titipan insyaAlloh siap,  dan akhir tahun tahun kemarin saya benar-benar hamil. 

Hamil yang kedua ini pun tidak begitu rewel, hanya saja saya agak sensitif dengan bau parfum, biasanya jika menghirup aroma itu langsung mual. Dari makan dan lain-lain saya tidak pilih-pilih, hanya terkadang ngidam ingin sesuatu, yang paling saya ingat itu pas ngidam wedang ronde, suami langsung tanya teman-temannya juga saudara kira-kira di wilayah Jember mana yang jual wedang ronde. Dapat rekomendasi dari seorang temannya ada yang jual wedang ronde di daerah ini (tidak saya sebutkan tempatnya karena ini bukan iklan, hehehe…) dan waktu beneran beli rasanya tidak seperti yang saya bayangkan, enak tapi tidak seperti wedang ronde yang saya mau, wedang ronde yang saya mau itu wedang ronde yang pernah saya makan pas masih di Bogor dulu, rasanya khas bangettt… Kangen Bogor mungkin jadi pengen yang rasa Bogor masakannya.

Kembali lagi ke cerita proses persalinan, dari menghadapi proses persalinan anak pertama dulu saya belajar bahwa yang paling penting dalam mempersiapkan proses persalinan ada keadaan psikologis ibu, persiapan lain juga penting tapi itu yang paling penting menurut saya. 
Perkiraan persalinan saya kemarin adalah akhir bulan Juli, karena perut saya kecil dan hasil USG perkiraannya awal Agustus saya tenang-tenang saja waktu tanggal sudah masuk angka pikiran (20 an ke atas), sampai kemudian waktu hari Senin pagi mulai keluar bloodslim (lendir bercampur darah) setelah sebelumnya waktu malam terasa kontraksi meski tidak sering. Saya ke bidan, dan waktu diperiksa sudah buka 2, saya pulang saja karena kontraksi masih jarang, detak jantung janinnya juga bagus. Pengalaman anak pertama dulu dari mulai buka 2 di hari Jum’at baru lahir pada hari Rabu, maka saya tenang saja saat itu. Sambil menunggu kontraksinya semakin sering saya tetap melakukan aktifitas seperti biasa, mencuci baju, masak, dll, hingga kemudian Rabu malam terasa semakin sering kontraksi, ketika di periksa sudah buka 3, saya tidak pulang dan menunggu di tempat persalinan (bidan) karena dengan pertimbangan kemungkinan saya akan melahirkan malam itu, jadi malam itu saya Melawati malam yang terasa sangat panjang, lewat jam 12 malam masih belum lengkap juga pembukaan, sekitar pukul 01.00 dini hari masih pembukaan 5. 
Oh iya malam hari sambil nunggu lahiran itu, menikmati kontraksi saya masih sempet minum es jus, bahkan cemilan masuk daftar hal yang harus saya bawa dalam persiapan persalinan bareng dengan peralatan bayi. Biar tidak tegang dan terasa santai menunggu proses persalinannya, saya hanya berdua saja dengan suami, ya sambil ngobrol makan cemilan serta es jus ^^, serasa kayak piknik menjelang persalinan, hehheee… Apapun namanya yang penting mengurangi rasa sakit dan tegang menjelang persalinan.

Dan pagi harinya Putri saya Alhamdulillah lahir dengan normal dan sehat. Barulah kemudian keluarga datang, sambil jemput siang harinya . 
Demikianlah sedikit cerita dari saya saat proses persalinan kemarin, saya selalu punya anggapan bahwa dari ibu mengandung, menjelang persalinan, sampai menyusui haruslah dalam kondisi yang nyaman, dan itu tentu harus dipersiapkan, dalam hal ini saya juga masih belajar . 

Semoga bermanfaat ^^.